life20 Dec 2024
Peran RA Kartini Bagi Perempuan Masa Kini, Bukan Sekadar Basa-basi
Para perempuan anggun dan tangguh merapat dulu, yuk!
Lena Latipah

Siapa sih yang gak kenal salah satu tokoh nasional dalam sejarah perempuan Indonesia ini? Ya, namanya RA Kartini. Beliau dilahirkan di Jepara, 21 April 1879. Namanya pun kerap muncul dalam benak para wanita tangguh sebagai bukti bahwa wanita juga punya peran yang sama dalam pembangunan nasional. 

Dilihat dari latar belakangnya yang merupakan keluarga bangsawan Jawa, ia mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan di ELS (Europese Lagere School), tempat ia belajar bahasa Belanda. Namun, tradisi pada masa itu membatasi perempuan untuk melanjutkan pendidikan setelah usia tertentu. Kartini harus menjalani masa "pingitan," yang membuatnya tidak dapat melanjutkan pendidikan formal.

Namun, hal ini tidak memadamkan semangat Kartini untuk belajar. Ia terus memperluas wawasannya melalui surat-menyurat dengan teman-teman dan tokoh-tokoh Belanda, seperti Rosa Abendanon. Melalui korespondensi tersebut, Kartini mengenal ide-ide tentang kesetaraan gender, pendidikan, dan kebebasan individu. 

Sekolah untuk Perempuan Pribumi

Kita tarik benang merah ke masa lalu. RA Kartini merasa prihatin dengan kondisi perempuan pribumi yang seringkali tidak mendapatkan hak pendidikan dan diperlakukan sebagai warga kelas dua. Dalam surat-suratnya, ia mengungkapkan cita-citanya untuk mendirikan sekolah bagi perempuan. Kartini percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan perempuan dari kebodohan dan ketertinggalan.

Setelah menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat, Kartini mendapat dukungan suaminya untuk mendirikan sekolah perempuan. Salah satu warisan pentingnya adalah berdirinya Sekolah Kartini di beberapa kota di Jawa, yang menjadi simbol awal pendidikan untuk perempuan pribumi. Salah satunya, ada SDN Sarejo yang dulunya bernama Kartinischool de Semarang. Sekolah ini pertama kali dibuka pada tanggal 15 September 1913.

Umurnya Memang Singkat,Tapi Tidak dengan Kontribusinya yang Berusia Panjang

Sayang, RA Kartini meninggal dunia pada usia 25 tahun. Ada saja desas-desus dengan beredarnya kabar bahwa beliau meninggal karena dibunuh. Tapi, entahlah. Berita tersebut hanya hipotesa semata dari berbagai sumber  buku yang beredar.Tepatnya pada tanggal 17 September 1904, setelah melahirkan anak pertamanya. Beliau menghembuskan nafas terakhir.

 Meski hidupnya singkat, ide-ide dan perjuangannya terus dikenang. Surat-suratnya yang berisi gagasan emansipasi perempuan dikumpulkan dan diterbitkan dalam buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang oleh J.H. Abendanon.

Hingga kini, setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini di Indonesia. Peringatan ini menjadi momen untuk menghormati perjuangan Kartini dan mengingat pentingnya peran perempuan dalam membangun bangsa. Dan sekarang, mari kita lanjutkan perjuangan RA Kartini sesuai dengan apa yang kita mampu. Semangat, girls!

Referensi:

Febriana, Efatino, (2010), KARTINI MATI DIBUNUH: MEMBONGKAR HUBUNGAN KARTINI DAN FREEMASON, Jakarta : NAVILA IDEA.

https://www.detik.com/jateng/berita/d-7301324/mengenal-sekolah-kartini-di-semarang-yang-berusia-lebih-dari-seabad#:~:text=Pada%20awalnya%2C%20SDN%20Sarirejo%20yang,di%20rumah%20sewa%20di%20Jomblang.

https://youtu.be/Mt2q48k-pPk?si=E0SjGSQha424Yg10