opinion17 Feb 2024
[OPINI] Sepak Bola Sebagai alat Pemersatu Dunia
Gol!
Lena Latipah

Sepak bola adalah salah satu olah raga yang digemari oleh seluruh masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Tak kenal usia dan zaman, olah raga ini masih menjadi primadona. Apalagi ketika perhelatan Fifa world cup atau Piala Dunia Fifa diadakan, acara sakral 4 tahunan ini mendadak ramai di seluruh penjuru negeri.

Seperti yang terjadi pada piala dunia Qatar tahun ini. Karena diadakan di salah satu negara kaya dan mayoritas Islam, acaranya dipenuhi aneka drama dan politik. Dimulai dari kontroversi pergantian pemain, LGBT, perdamaian Palestina, hingga masalah internal negera.

Dalam dunia sepak bola, sikap toleransi itu harus ada

Tapi, beruntungnya acara ini mampu menyatukan semua kalangan. Hemat saya, Qatar sebagai tuan rumah telah sukses menyampaikan budaya Qatar pada seluruh dunia. Tak etis rasanya jika seorang tamu mengejek atau bahkan mengolok budaya Qatar. Bukankah seperti itu?

Budaya setiap daerah itu berbeda-beda. Entah itu dilihat dari suku, agama, budaya, ras, bahkan warna kulit. Tentunya yang menyamakan hanyalah kita sama-sama manusia yang memiliki akal dan logika.

Ada hal menarik dari perhelatan piala dunia kali ini. Beberapa berita entah itu yang berselancar di Tiktok, Youtube, Instagram, dan media lainnya, menyiarkan sosok negara Maroko yang tiba-tiba muncul di perempat final. Sungguh, ini di luar dugaan.

Disaat banyak orang yang mengharapkan Inggris, Brazil, Spanyol, Jerman, dan negara lainnya yang lebih pantas masuk ke babak ini. Ternyata, skill juga butuh didorong oleh mental yang kuat. Apalagi dengan dorongan kasih dari orang terdekat, salah satunya ibu.

Maroko kini yang terkenal tim "doa ibu", ternyata memang betul murni berkat doa ibu yang tulus dan anak yang berbakti. Memang, potret seperti ini bukan hanya ada di negara Maroko. Lihat saja beberapa pemain Argentina yang menang, kedekatan dan keramah tamahan keluarga mampu mengantarkan Messi ke final bahkan juara. Inilah sikap yang disebut sebagai juara yang sesungguhnya.

Selain itu, beda dari negara lainnya stadiun di Qatar kemarin ternyata menyediakan tempat wudu dan salat bagi para penonton. Tentu, ini menjadi catatan sepanjang sejarah piala dunia. Meski demikian, sikap para penonton dan pemain yang hadir ternyata sangat menghargai keberagaman agama ini.

Umat muslim di sini terasa aman dan nyaman. Tak hanya itu, adanya pemberlakuan non miras juga mampu menyelamatkan perempuan dari jeratan pelecehan seksual atau kejahatan lainnya. Stadiun pun aman tanpa kerusuhan dan berlangsung damai. Semoga ajang piala dunia 4 tahun ke depan, lebih aman, kondusip, dan tanpa politik. Jadikan sepak bola sebagai alat pemersatu dunia.

Penulis adalah penonton bola dadakan piala dunia karena banyak pemain yang gantengnya bukan main